Untuk menentukan hubungan antara kesetimbangan dengan pembentuk kompleks perlu menggunakan metode Bjerrums yang diciptakan oleh Jannik Bjerrum.
Jika ada suatu senyawa ABm maka pembentukan kompleksnya terdiri dari tahap yaitu : seperti pada persamaan reaksi di bawah ini :
Maka sesuai tahap reaksi tersebut dapat ditulis konstan kesetimbangan atau biasa disebut dengan konstan kesetabilan yaitu :
Keterangan :
A : ion logam atau ion pusat
m : jumlah ligan yang diikat
B : ligan pensubtitusi
Dalam pelarut air biasanya kompleks yang memiliki ion pusat A memiliki komposisi membentuk kompleks dengan air (H2O) dengan jumlah air yang terikat di ligan bias 2, 4 atau 6. Pembentukan kompleks tersebut dengan ligan pensubtitusi B yaitu :
Pelarut mempengaruhi persamaan reaksi dan nilai konstanta kesetimbangan. Pada kompleks pada pelarut (H2O) , nilai total bilangan koordinasi logam adalah m dan jumlah bagian logam yang terikat dengan molekul air disebut x dan bagian y adalah bagian yang diserang oleh ligan pensubtitusi, sehingga persamaan menjadi saling berhubungan yaitu : x + y = m. Karena konstanta K1, K2,.....,Km menunjukan pembentukan kompleks, nilai konstanta tersebut merupakan konstanta pembentukan (formation constants). Kompleks yang memiliki nilai terbesar dari konstanta pembentukan merupakan kompleks yang stabil, sehingga nilai konstanta ini biasanya disebut dengan konstanta kestabilan (stability constant).
Misalnya dalam pembentukan kompleks AB3 dapat ditentukan sebagai produk dengan nilai K3 merupakan perkalian konstanta tiap reaksi kesetimbangan yang terbentuk.
Sehingga setiap konstanta kestabilan selalu memiliki berbagai variasi tahapan Ki yang merupakan produk hasil kali konstanta tiap beberapa tahapan konstanta kestabilan Ki (misalnya K2 = K1 K2 ; K3 = K1 K2 K3).
Konstanta kestabilan dapat dilihat dari reaksi dibawah ini :
Jika ada suatu senyawa ABm maka pembentukan kompleksnya terdiri dari tahap yaitu : seperti pada persamaan reaksi di bawah ini :
Maka sesuai tahap reaksi tersebut dapat ditulis konstan kesetimbangan atau biasa disebut dengan konstan kesetabilan yaitu :
Keterangan :
A : ion logam atau ion pusat
m : jumlah ligan yang diikat
B : ligan pensubtitusi
Dalam pelarut air biasanya kompleks yang memiliki ion pusat A memiliki komposisi membentuk kompleks dengan air (H2O) dengan jumlah air yang terikat di ligan bias 2, 4 atau 6. Pembentukan kompleks tersebut dengan ligan pensubtitusi B yaitu :
Pelarut mempengaruhi persamaan reaksi dan nilai konstanta kesetimbangan. Pada kompleks pada pelarut (H2O) , nilai total bilangan koordinasi logam adalah m dan jumlah bagian logam yang terikat dengan molekul air disebut x dan bagian y adalah bagian yang diserang oleh ligan pensubtitusi, sehingga persamaan menjadi saling berhubungan yaitu : x + y = m. Karena konstanta K1, K2,.....,Km menunjukan pembentukan kompleks, nilai konstanta tersebut merupakan konstanta pembentukan (formation constants). Kompleks yang memiliki nilai terbesar dari konstanta pembentukan merupakan kompleks yang stabil, sehingga nilai konstanta ini biasanya disebut dengan konstanta kestabilan (stability constant).
Misalnya dalam pembentukan kompleks AB3 dapat ditentukan sebagai produk dengan nilai K3 merupakan perkalian konstanta tiap reaksi kesetimbangan yang terbentuk.
Sehingga setiap konstanta kestabilan selalu memiliki berbagai variasi tahapan Ki yang merupakan produk hasil kali konstanta tiap beberapa tahapan konstanta kestabilan Ki (misalnya K2 = K1 K2 ; K3 = K1 K2 K3).
Konstanta kestabilan dapat dilihat dari reaksi dibawah ini :
Contoh :
1 mol AgCl dilarutkan dalam 500 ml NH3, konsentrasi NH3 adalah 0,1 M, K1 = 2 ,3 x 10-3 , K2 = 6,0 x 103, Hitung konsentrasi Ag+….?
Jawab :
K = K1 x K2
= (2,3 x 103) x (6,0 x 103) = 138 x 105
Konsentrasi Ag(NH3)2+ = 1 mmol/500 ml = 2 x 10-3
terimkasihh
BalasHapusTerimakasih infonya kak...
BalasHapusMy blog :
fearfathandiary.blogspot.com